Ratu Boko terletak sekitar 3 km
ke arah selatan dari Candi Prambanan. Kawasan Ratu Boko yang berlokasi di atas
sebuah bukit dengan ketinggian ± 195.97 m diatas permukaan laut. Situs Ratu
Boko sebenarnya bukan sebuah candi, melainkan reruntuhan sebuah kerajaan. Oleh
karena itu, Candi Ratu Boko sering disebut juga Kraton Ratu Boko. Disebut
Kraton Boko, karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Boko,
ayah Lara Jonggrang. Diperkirakan situs Ratu Boko dibangun pada abad ke-8 oleh
Wangsa Syailendra yang beragama Buddha, namun kemudian diambil alih oleh
raja-raja Mataram Hindu. Peralihan ‘pemilik’ tersebut menyebabkan bangunan Kraton
Boko dipengaruhi oleh Hinduisme dan Buddhisme.
Menurut cerita rakyat, Ratu Boko
adalah ayah dari Roro Jonggrang. Roro Jonggrang inilah yang juga menjadi sosok
utama dalam legenda asal-usul Candi Prambanan atau Candi Sewu, bersama seorang
pangeran bernama Bandung Bondowoso.
Kala itu, Rakai Panangkaran turun
dari takhta karena menghendaki ketenangan dan ingin menghabiskan sisa hidupnya
di jalan agama. Maka, dibangunlah Abhayagiri yang didirikan di perbukitan
dengan lahan seluas 25 hektare, tidak jauh dari Candi Prambanan. Dinukil dari
tulisan Kusen bertajuk "Kompleks Ratu Boko: Latar Belakang Pemilihan
Tempat Pembangunannya” dalam Jurnal Berkala Arkeologi (1995), pembangunan
Abhayagiri di area perbukitan lantaran biksu memerlukan tempat yang tenang
untuk menjalani kehidupan keagamaan.
Maka dari itu saat berwisata
kesini kamu akan merasakan suasana yang nyaman dan tentram khas perbukitan,
karena di masa lalu tempat ini merupakan lokasi untuk bermeditasi mendekatkan
diri dengan sang pencipta.
Bangunan di Ratu Boko
Kraton Ratu Boko yang menempati
lahan yang cukup luas tersebut terdiri atas beberapa kelompok bangunan.
Sebagian besar di antaranya saat ini hanya berupa reruntuhan.
Gerbang
Gerbang masuk ke kawasan wisata
Ratu Boko terletak di sisi barat. Kelompok gerbang ini terletak di tempat yang
cukup tinggi, sehingga dari tempat parkir kendaraan, orang harus melalui jalan
menanjak sejauh sekitar 100 m. Pintu masuk terdiri atas dua gerbang, yaitu
gerbang luar dan gerbang dalam. Gerbang dalam, yang ukurannya lebih besar
merupakan gerbang utama.
Sekitar 15 m dari gerbang luar
berdiri gerbang dalam atau gerbang utama. Gerbang ini terdiri atas 5 gapura
paduraksa yang bebaris sejajar dengan gerbang luar. Gapura utama diapit oleh
dua gapura pengapit di setiap sisi. Walaupun gerbang dalam ini terdiri atas
lima gapura, namun tangga yang tersedia hanya tiga. Dua gapura pengapit yang
kecil tidak dihubungkan dengan tangga. Tangga naik dilengkapi dengan pipi
tangga dengan hiasan ‘ukel’ (gelung) di pangkal dan kepala raksasa di puncak
pipi tangga. Dinding luar pipi tangga juga dihiasi dengan pahatan bermotif
bunga dan sulur-suluran.
Candi Batukapur
Sekitar 45 m dari gerbang
pertama, ke arah timur laut, terdapat fondasi berukuran 5×5 m2 yang dibangun
dari batu kapur. Diperkirakan bahwa dinding dan atap bangunan aslinya tidak
terbuat dari batu, melainkan dari bahan lain yang mudah rusak, seperti kayu dan
sirap atau genteng biasa.
Candi PemBokoran
Candi pemBokoran berbentuk teras
tanah berundak setinggi 3 m. Letaknya sekitar 37 m ke arah timur laut dari
gerbang utama. Bangunan ini berdenah dasar bujur sangkar dengan luas 26 m2.
Teras kedua lebih sempit dari teras pertama, sehingga membentuk selasar di
sekeliling teras kedua. Permukaan teras atas atau teras kedua merupakan
pelataran rumput. Dinding kedua teras berundak tersebut diperkuat dengan turap
dari susunan batu kali. Di sisi barat terdapat tangga batu yang dilengkapi
dengan pipi tangga. Di tengah pelataran teras kedua terdapat semacam sumur
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4X4 m2 yang digunakan sebagai tempat
pemBokoran mayat.
Di sudut tenggara candi
pemBokoran terdapat salah satu sumur tua yang konon merupakan sumber air suci.
Paseban
Paseban merupakan kata dalam
bahasa Jawa yang berarti tempat untuk menghadap raja (seba = menghadap).
Bangunan ini terletak sekitar 45 m ke arah selatan dari gapur. Paseban
merupakan teras yang dibangun dari batu andesit dengan tinggi 1,5 m, lebar 7 m
dan panjang 38 m, membujur arah utara-selatan. Tangga naik ke lantai paseban
terletak di sisi barat. Di berbagai tempat di permukaan lantai ditemukan 20
umpak fondasi tempat menancapkan tiang bangunan) dan 4 alur yang diperkirakan
bekas tempat berdirinya dinding pembatas.
Pendapa
Sekitar 20 m dari paseban, arah selatan dari gapura, terdapat dinding batu setinggi setinggi 3 m yang memagari sebuah lahan dengan ukuran panjang 40 m dan lebar 30 m. Di sisi utara, barat dan selatan pagar tersebut terdapat jalan masuk berupa gapura paduraksa (gapura beratap). Di beberapa tempat di bagian luar dinding terdapat saluran pembuangan air, yang disebut jaladwara. Jaladwara ditemukan juga di candi Banyuniba dan Borobudur. Dalam bahasa Jawa, pendapa berarti ruang tamu atau hamparan lantai beratap yang umumnya terletak di bagian depan rumah.
Di luar dinding pendapa, arah
tenggara, terdapat sebuah teras batu yang masih utuh. Di ujungnya terdapat 3
buah candi kecil yang digunakan sebagai tempat pemujaan. Bangunan yang di
tengah, yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan kedua candi pengapitnya,
adalah tempat untuk memuja Dewa Wisnu. Kedua candi yang mengapitnya, masing-masing,
merupakan tempat memuja Syiwa dan Brahma.
Keputren
Keputren yang artinya tempat
tinggal para putri letaknya di timur pendapa. Lingkungan keputren terbagi dua
oleh tembok batu yang memiliki sebuah pintu penghubung. Dalam lingkungan
pertama terdapat 3 buah kolam berbentuk persegi. Dalam lingkungan yang
bersebelahan dengan tempat ketiga kolam persegi di atas berada, terdapat 8
kolam berbentuk bundar yang berjajar dalam 3 baris.
Gua
Di lereng bukit tempat kawasan
Ratu Boko berada, terdapat dua buah gua, yang disebut Gua Lanang dan Gua Wadon
(gua lelaki dan perempuan). Gua Lanang yang terletak di timur laut ‘paseban’
merupakan lorong persegi. Di dalam gua, masing-masing di sisi kiri, kanan dan
belakang, terdapat relung seperti bilik. Pada dinding gua terdapat pahatan
berbentuk semacam pigura persegi panjang.
Gua Wadon yang terletak sekitar
20 m ke arah tenggara dari ‘paseban’ lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan
Gua Lanang. Di bagian belakang gua terdapat relung seperti bilik.
Harga Tiket Masuk Candi Ratu Boko
1.
Harga tiket masuk Candi Ratu Boko 2023 –
wisatawan lokal dewasa: Mulai dari Rp40.000.
2.
Harga tiket masuk Candi Ratu Boko 2023 –
wisatawan lokal anak-anak (3-10 tahun): Mulai dari Rp20.000.
3.
Harga tiket masuk Candi Ratu Boko 2023 –
wisatawan mancanegara dewasa (10 tahun ke atas): Mulai dari Rp362.500.
4.
Sedangkan tarif parkir kendaraan roda dua adalah
Rp.5.000 dan roda empat sebesar Rp.10.000.
Jam Buka Candi Ratu Boko
Jam
buka operasional Candi Ratu Boko adalah 08.00 hingga 17.00 WIB. Nomor telepon:
+62-274-496510/ Fax: +62-274-498325.
Fasilitas di Candi Ratu Boko
Tersedia
mobil antar jemput dari Prambanan – Istana Ratu Boko atau sebaliknya. Selain
itu terdapat area parkir luas, toilet, tempat makan, dan camping ground.
Selain
itu juga tersedia penginapan, cafe dan restoran dekat lokasi untuk Anda yang
ingin dinner romantis seperti di Boko Sunset Resto, Abhayagiri Restaurant, dan
lainnya.
Obyek
wisata ini juga menjadi tempat untuk foto prewedding karena mempunyai spot-spot
eksotis seperti area gapura dan reruntuhan bangunan sehingga gambar yang
dihasilkan sangat keren.
Untuk
pasangan yang ingin melangsungkan wedding bisa dicoba. Disamping itu, festival
tahunan yang diadakan pengelola disini juga menyedot banyak sekali wisatawan.
0 Komentar